Minggu, 02 Maret 2014

Kondisi 03.03.2014

Bukan jarang menulis, akan tetapi fokus menulis untuk cerpen, puisi dan novel untuk lomba. Mencoba supaya dapat berbagi ilmu (pena lebih tajam dari pedang) dan syukur menambah ekonomi untuk menghidupi anggota yayasan kami.

Pertanyaan menggelitik: mengapa saat ini spiritual mengalami penurunan? Kita coba melihat beberapa masa:
- Masa wali songo, penuh dengan karomah dan kemenangan atas perang bagi ahli spiritual.
- Masa perdukunan, karena setelah wali songo banyak murid yang terbujuk duniawi dan akhirnya melenceng. Atau yang bukan murid tetapi berusaha sendiri, akhirnya tersesat. Harusnya beramal dan membimbing malah dijadikan profesi. Akhirnya ilmu yang dipunyai bukan dari Allah, tetapi dari jin, roh, dsb......pakai sistem khodam dan maksimal prewangan untuk yang sampai dunia roh.
- Masa dua ormas besar islam. Sekarang justru mulai menurun, karena masalah duniawi dan para kyai yang terjun dunia politik.
- Masa ustadz karbitan, hanya belajar ilmu kitab. Sekarang mulai pudar karena tergoda duniawi dan politik.
- Masa iman adalah amal. Besar/ kecilnya ilmu tergantung amal perbuatan kita. Sekarang kita memasuki masa ini.

Sosok gubernur, walikota, dan pimpinan daerah lain banyak yang sudah mulai sadar tentang hal ini. Hanya saja cara dan dasar pemikirannya berbeda. Akan tetapi tujuannya sama. Menciptakan keadilan.

InsyaAllah, salah satu tokoh yang "mengajak peduli dengan sedikit memberi bukti" akan dapat menjadi presiden RI. Sayang, wahyunya tidak begitu besar. Dipaksakanpun belum mampu menjadi ratu Adil bagi seluruh dunia, tetapi lumayanlah, menjadi tonggak kebenaran bagi kemenangan spiritual sejati.

Apabila dalam gambaran spiritual, siluman (Paling banyak adalah siluman ular), buto, jin, gendruwo diberantas oleh pasukan berkuda yang memakai panah dan berjirah keemasan. Memang mereka dibawah komando Budha dan Hindu. Apabila secara islam, maka Budha adalah Nabi Zulkifli AS. Intinya sama saja, roh beliau masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk membantu doa kepada umat di dunia. Di Al-qur'an telah disebutkan, bahwa orang alim yang meninggal sesungguhnya masih hidup. Yang dimaksud adalah rohnya.

Beberapa bagian kejahatan menyerah dan  dikumpulkan di suatu tempat. Allah mengutus salah satu malaikat berpedang panjang untuk menjaga mereka. Suatu saat, mereka bisa membelot apabila ada kesempatan. Sehingga, jika terjadi maka mereka akan dibantai langsung oleh malaikat tsb.

Si RA/ SP "kecil" ini akan mengangkat pamor partai yang mengusungnya, sehingga 30 % PILEG bisa terpenuhi. Anggota partai yang kotor harus dibuang. Termasuk dari partai lain. Tidak boleh mengorbankan rakyat banyak demi memperbaiki mereka. Toh, mereka sudah banyak diberi kesempatan. Untung, Si RA/ SP "kecil" ini juga dibimbing sekelompok ahli spiritual. Meskipun kadang lepas kontrol, tetapi masih dapat dikendalikan. Selanjutnya Si RA/ SP "kecil" dapat dijadikan jembatan bagi Si RA/ SP sejagat.

Sedikit gambaran untuk penerima wahyu sebelumnya. Karena arogan, sistem dinasti, tidak tegas, pembiaran korupsi, merasa berhutang kepada partai, bukan rakyat maka hidup akhirnya akan terhina. Kejamnya beliau dengan mengorbankan "si pencari uang". Maka balasan "karma" akan diperolehnya. Belum hati rakyat yang terluka saat memilih beliau. Setelah tidak menjabat lagi, maka beliau akan diobrak- abrik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar