Senin, 09 Desember 2013

Mengikhlaskan Ibu

Awal mula, tentunya sama dengan rata- rata spiritual sejati lainnya. Tidak menyukai spiritual. Juga pertanyaan awal kok kyai itu kayaknya kurang ikhlas dibanding saya, kok bisa dapat karomah ya? Kok lebih dihargai beliau? Ternyata ini salah, seperti saya katakan pada awal2 dan banyak ditulis oleh rekan blogger lain. Bahwa karomah ini dinilai oleh ahli karomah lain dan bukan oleh orang awam. Orang sekarang suka yang instan soalnya, suka yang kelihatan fisiknya. Intinya, seperti saya tulis di halaman muka, bahwa orang yang paling sakti/ ampuh adalah orang yang paling beriman, yaitu orang yang paling dekat dengan Allah SWT. Masalah apapun, akan diselesaikan oleh Allah SWT.

Ibu sering berkunjung ke tempat kyai di Bala'an awalnya. Saya tidak suka, karena senangnya doa langsung kepada Allah. Terkadang saya dibawa. Yang sampai sekarang perkataan beliau yang berkesan adalah: Kowe sok pengen penempatan ngendi nek wis lulus?. Saya menjawab tanpa jiwa spiritual, hanya jawaban spontan: "Yogya". lalu kiayi mendoakan saya semoga penempatan Jogja. Alhamdulillah, berkat dorongan doa beliau....., akhirnya saya bisa penempatan Jogja.

Karena kondisi ibu yang parah, sebulan di Dokter Oen Solo, sampai selang dimasukkan ke tenggorokan. Akhirnya saya sudah pasrah dan meminta dibantu doa Kyai Bala'an. Kemudian saya diberitahu oleh Kyai bahwa rohnya Ibu sudah sampai di kaki, sehingga sebentar lagi sudah mendekati ajalnya.

Berdasarkan pengalaman ini, maka saya mulai mengenal spiriutal. Doa tanpa ilmu, seperti halnya orang buta tanpa tongkat, tidak tahu arah.

Juga sering saya sampaikan, untuk orang tua yang sakit parah, perlu dicek rohnya sampai mana, jangan asal mendoakan dan cenderung "membunuh" dengan doa, ruqyah dan yasin. Maka, harus bertanya kepada yang tahu ilmunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar